Kamis, 22 Juni 2017

Perpustakaan Pribadi

Sudah kuputuskan. Aku
menginginkan  perpustakaan pribadi.
Pada lantai kedua di rumah. Di sana
tidak ada rak atau tangga. Hanya
ratusan buku yang kutumpuk. Dan
jendela yang mengantarkan kau kepada langit.

Minggu, 28 Mei 2017

Kepada Ela

Mereka memanggilmu Nur. Aku
lebih suka memanggilmu Ela. Kau
tidak bisa bohong padaku. Kau
juga suka itu.

Minggu, 14 Mei 2017

Reptil, Cinta, dan FTV


            Jadi begini, Reptil (nama samaran) teman kampus saya, akhir-akhir ini sedang bahagia. Bukan karena bisnis berjualan sepatu miliknya sedang laku keras, atau usaha ‘penjualan’ perempuannya yang kembali menemukan pelanggan. Tidak, Reptil bahagia karena hatinya sedang berbunga-bunga.

Senin, 08 Mei 2017

Tadinya aku belum mau pulang


Keberanian adalah pertanyaan. sementara
ketakutan adalah kepastian. Katakan saja aku
seperti seorang anak kecil yang
tidak berani pulang ke rumah. Di tangannya
dia memegang selembar kertas dengan nilai merah.

Sabtu, 29 April 2017

Heart of Almond Jelly


1.
Berdua kita duduk.
Dalam ruangan yang akan membawa
kita. Entah ke mana
Kau akan pergi.

Koper yang kau bawa
berisi tangis dan kesepian seorang janin
yang tidak sempat melihat dunia. Kau
tidak tahu bahwa akan pergi ke mana.
Seperti seorang Ibu yang menjadi gila dan
melupakan anaknya.

Senin, 24 April 2017

50 Butir Ungkapan yang Seharusnya Dikatakan Saat Kamu dan Aku Masih Menjadi Kita


0. terima kasih.

1. terima kasih sudah mau membalas pesanku pada malam itu.

2. terima kasih untuk coklat yang kau suapkan di atas motor dalam perjalanan kita pulang.

3. terima kasih untuk “selamat pagi” yang ada di layar ponselku setiap pagi.

4. terima kasih untuk “selamat tidur” yang ada di layar ponselku setiap malam.

5. terima kasih sudah mencintaiku.

6. terima kasih sudah mengungkapkannya.

Senin, 27 Maret 2017

Kepalamu dan jutaan ruang yang inginku jelajahi.

Kepalamu dan jutaan ruang yang inginku jelajahi.

Dalam dingin ruang penuh kebisuan kuberteriak
Jutaan kata terbang-melayang dalam ruangan
Tak satu pun yang mengarah kepadaku
Aku diam, diam saja dalam belasan jam, mematung
Kau.
Dalam kepalaku Kau telah jadi ukiran baru
Di atas semua kata-kata lama yang ku tinggalkan kau berdiri

Aku berimajinasi tentang hal-hal yang akan kau ceritakan ketika nanti ketemu
Kapan? Dan di mana?
Entahlah, yang jelas sudah kusiapkan kata-kata untuk obrolan pertama kita.
Tapi semoga kau tidak pernah membaca puisi ini sebelum pertemuan kita nanti

Karena sayangku,

Oh aku bawa peluru tajam.


FP.
-puisi dari kantor baru, 2017