Senin, 22 April 2013

WAKETOSUS PEMAKAN JENGKOLUS


Waketosus Pemakan Jengkolus
Hap, nyam-nyam, hap, nyam-nyaammm~

Ya, kira-kira itulah nada yang sering gue denger ketika gue sedang mendengarkan pelajaran di kelas. Ini semua tentang Indra, dia ini wakil ketua osis sekaligus temen sebangku gue yang doyan banget nyolong-nyolong makan di kelas. Mau ada guru, mau gak ada, tetep aja dia makan dikelas, padahal sekitar 20-15 menitan lagi kita bakal istirahat.

Gue gak habis pikir, kenapa dia gak bisa menahan nafsu makannya. Pernah suatu hari dia kepergok guru lagi makan, eh abis ditegor tetep aja dia lanjutin makannya. Gue sebenernya sih gak masalah dia mau makan pas pelajaran atau bukan, istilahnya bodo amat. Tetapi sebagai teman sebangkunya, gue juga punya hak asasi manusia yang terpenting, yaitu hak untuk hidup. Kenapa? Ceritanya begini:

Tadi pagi, kamis, 11 april 2013. Seperti biasa dia bawa bekal kesekolah. Saat pelajaran geografi, gue mula mencurigai gerak-gerik dia yang mencurigakan, kalian tau dia mau ngapain? Tentu saja dia mau makan.
Dia membuka kotak makannya yang berwarna hijau dan bergambar Teddy Bear unyu di tutupnya, meletakkan botol minumnya di atas meja, mengangkat semua buku sehingga menutupi dirinya yang sedang makan.

Suatu menjadi kebiasan buat gue yang selalu penuh perhatian menanyakan apa bekal makannya tiap hari. “Ndra, lo bawa apaan hari ini?”

Indra mengeluarkan lauknya, lauk yang menjadi topik utama di tulisan gue ini. Sambil dia bilang “Krecek sama jengkol”

“jengkol?” tanya gue.

“iya jengkol, kenapa lo mau?”

“emang enak ya?” *jujur gue nanya begini soalnya seumur-umur gue belum pernah makan yang namanya jengcalls (biar bule dikit).

“Enak!!” jawabnya penuh keyakinan “lo mau gue suapin?”
Seketika penyakit homonya muncul, Indra emang suka mendadak menjadi sedikit rada homo sehabis ditinggal putus sama pacarnya.

“NAJESS!! Apaan lo maen suap-suapan, ogah!” gue menolak, mempertahankan harga diri gue sebagai jomblo.

Indra mulai menyuapkan nasi kemulutnya, sesuap, dua suap, tiga suap. Sampai nasi dan lauknya benar-benar tandas. Disini mimpi buruk gue belum datang. Tapi sekitar tiga menit setelah makan, Indra bersendawa:

“EEEEERRRRGHHHH!!!!”. Sambil mengusap-usap perutnya yang membuncit karena kekenyangan.

Seketika bau itu muncul, sebuah bau khas jengkol yang udah nyampe di perut. Gue ini seorang muslim, dan dalam agama gue, orang yang amal-ibadahnya buruk, saat dia akan mati kelak malaikat pencabut nyawa akan datang dengan wujud yang seburuk-buruknya dan dengan bau yang seburuk-buruknya pula. Disini gue curiga malaikat maut punya stock parfum aroma jengkol yang semerbak,yang akan dia pakai sesaat sebelum dia mencabut nyawa orang jahat.

Saat itu gue berfikir “TUHAN PANGGIL AKU SEKARANG”. Gue bingung, gue galau, antara gue memberitahu Indra akan bau mulutnya dan mungkin dia akan sakit hati, atau gue harus merelakan paru-paru gue membusuk. Di saat gue sedang sekarat karena menahan napas tiba-tiba gue di selamatkan oleh sebuah suara dari surga, tidak lain dan tidak bukan adalah suara bel istirahat.

Suara yang membuat gue masih hidup sampai sekarang, suara yang membuat gue masih bisa posting di blog, dan suara yang masih memungkinkan gue untuk memiliki pacar baru J
-SALAM JENGKOL,Fadlu


*berikut adalah gambar yang gue ambil secara diam-diam saat Indra sedang meng-eksekusi jengkolnya
Krasak-Krusuk Mengendap-endap

OOMNYOOM-NYOOM