Jadi begini, Reptil (nama samaran)
teman kampus saya, akhir-akhir ini sedang bahagia. Bukan karena bisnis berjualan
sepatu miliknya sedang laku keras, atau usaha ‘penjualan’ perempuannya yang
kembali menemukan pelanggan. Tidak, Reptil bahagia karena hatinya sedang
berbunga-bunga.
Reptil,
sedang memiliki kedekatan dengan seorang perempuan yang sepertinya “cocok”
dengan dirinya. Dan ditambah, pertemuan dirinya dengan si perempuan (bagaimanapun Reptil hanya sebuah panggilan,
saya tidak akan mengganti kata perempuan itu dengan sebutan betina) merupakan
hal yang langka jika terjadi di dunia nyata, namun sangat klise jika sudah
masuk ke dalam dunia FTV atau FTV Cinematic
Universe, terang saja, dia sangat bahagia. Bercerita Reptil kepada saya
bahwa pada hari dia bertemu dengan perempuan itu, dirinya sedang dilanda
keresahan berat akibat berbagai urusan; kuliah, kantor, dan kantong. Dan akhirnya
dia memutuskan untuk pergi sendirian ke sebuah kedai, kedai yang pada akhirnya
menjadi tempat Reptil menceritakan hal itu ke saya.
“Di
sini ketemunya.” kata dia ke saya.
“Terus?”
Saat
itu kedai sedang penuh, katanya. Dia duduk sendiri sambil mengutak-atik
handphonenya tanpa tahu ingin melakukan apa. Tiba-tiba saja seorang perempuan
datang menghampirinya lalu bilang “Maaf mas, boleh saya duduk di sini?”
perempuan itu juga datang sendiri, dan tidak kedapatan tempat duduk.
Mungkin
kalau Reptil dan perempuan itu sedang berada dalam FTV Cinematic Universe lagu D’Bagindas atau Armada akan langsung
tersetel otomatis di kedai itu. Tapi akhirnya seperti yang bisa ditebak dari
FTV, mereka saling berkenalan, dan akhirnya saling bertemu pada kesempatan-kesempatan
selanjutnya.
Mendengar
ceritanya, membuat saya yang sangat menginginkan terjadinya sebuah stranger talks macam itu terang menjadi
sangat kesal, saya genggam pegangan gelas teh tarik saya yang sudah kosong,
lalu saya benturkan ke kepala Reptil, tapi saya tidak lakukan. Terlahir dengan
banyak menonton dan mendengar lagu penuh cinta seperti Tom di 500 days of summer membuat saya
menginginkan hal itu. Jujur saya pernah membawa kabel roll di tas lalu pergi ke
sebuah restoran cepat saji Amerika yang ramai seorang diri hanya untuk
jaga-jaga kalau kejadian seperti yang Reptil alami akan terjadi, pergi ke toko
buku seorang diri, atau duduk sendirian di halte sambil menulis. Tapi, hal-hal
yang saya idam-idamkan tidak pernah terjadi. Dan Reptil, teman saya sendiri
yang malah kebagian dari rencana Tuhan yang seperti itu. Dan saya belum.
Membahas
tentang konsep cerita yang dijual FTV yang terkenal lebay memang terkadang cukup menyenangkan. Banyak orang yang bilang
bahwa konsep cerita seperti ‘ketemu tanpa sengaja’ atau ‘ditabrak lalu pacaran’
atau ‘jualan sayur dapat pewaris harta konglomerat’ sangat tidak realistis. Oh tapi
jangan salah sangka, seorang perempuan yang saya anggap sebagai figur kakak
pernah berkata “Itu, tim kreatif yang nulis naskah FTV memang riset dengan
kejadian-kejadian sekitar, lalu dibungkus secara lebay dan norak” katanya. Dan saya setuju dengan pendapatnya, pun
saya pernah merasa bahwa hidup saya seperti di sana, memang saya tidak pernah
kedapatan bagian ‘ketemu tanpa sengaja’ tapi saya dapat di bagian ‘kau suka
seseorang dan ternyata orang itu juga menyukai kau’.
***
Kembali
ke Reptil yang masih menganggap pertemuan dirinya dengan sang perempuan adalah
kebetulan biasa saja, biarpun bagi saya tidak. Dia bilang;
“kebetulan
itu cewek lagi tertarik sama kamera” sambil menghisap rokoknya. Kebetulan?
Ya,
kebetulan juga Reptil menganggap dirinya adalah seorang DA atau sebutan masa
kininya Digital Artist, sebutan mudahnya adalah “orang yang jago ngutak-ngatik
photoshop. Dan obrolan antara perempuan yang sedang tertarik dengan kamera dan
lelaki yang biasa memegang kamera mengalir sangat lancar, selancar rencana
Reptil yang akhirnya berhasil mendapatkan kontak perempuan itu dan mengantarnya
pulang. (diam-diam perempuan itu sudah
memotret muka reptil dan menyebarkan di grup teman-temannya untuk jaga-jaga
sekaligus takut kalau Reptil berbuat cabul)
Hei
Reptil, kau tahu? Sadar atau tidak, ketika hidup kita tertarik dengan sesuatu
dan pola lingkaran kehidupan kita menjadi terfokus di sana tanpa sadar kita
akan menarik orang-orang lain yang sama tertariknya dengan hal tersebut ke
dalam pola lingkaran kita – Kata Sherlock Holmes, kurang lebih begitu, kalau tidak
demikian baiklah saya akui saja sebagai kata saya.
Ah
Reptil, karena kau saya jadi kepikiran FTV. Dan sepertinya dunia per-FTVan
Indonesia akan cemerlang, sebab akan banyak aktor-aktris baru muncul nantinya. Dari
Biskuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar