Minggu, 28 Mei 2017

Kepada Ela

Mereka memanggilmu Nur. Aku
lebih suka memanggilmu Ela. Kau
tidak bisa bohong padaku. Kau
juga suka itu.


Jika kupanggil kau ketela. Kau
langsung meninju bahuku sambil
memasang wajah manja. Kemudian
aku berdalih dan berkata
Aku suka tertukar, keduanya aku suka
Ela dan ketela”.
Kau tersenyum.
Kita bercium.

Kau hadir di sebuah pesta. Menjelma
sebagai bunga hias pada dinding.
Bajumu putih.
Rokmu kuning.
Menggenggam jus jeruk yang tidak lagi dingin.

Aku melihatmu
menolaki tawaran dansa dari para lelaki. Aku tahu
kau ke sini cuma untuk mampir. Aku pikir
pesta yang sesungguhnya ada di kepalamu. Di sana
kau menari. Basah oleh keringat
sambil bertelanjang kaki.

Jari waktu menunjuk angka satu pagi. Pesta
sudah berhenti. Ada perempuan
tertidur di bahu lelaki. Dan lelaki
tergeletak meracau tidak sadar diri.

Aku menyesapi penyesalan di dalam gelas.
Di pesta yang sudah hilang. Kau
tidak berhenti bercerita tentang musik dan lagu yang kau suka.
Di kepalaku.
Di tempat kau terduduk tadi. Kau
sudah tidak ada – pulang seorang diri.



 fadlupratama, 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar