Tak ada lagi dari dirimu yang bisa kutulis//
Seolah kenangan ini telah mencukupkanmu pada tiap-tiap
sudutnya//
Kamu telah pergi/ dan aku sudah menemukan aku yang
hilang saat aku mencintaimu//
Kamu sudah kembali ke teman-temanmu/ Orang-orang yang
sempat terlantar saat dunia milik kita berdua//
Aku juga begitu/ Berkumpul bersama teman-temanku yang
mencoba membantuku untuk melupakanmu//
Tapi nyatanya tidak/ Mereka justru menanyaiku tiap kali
kami bertemu/ Yang pada akhirnya aku sadar itu juga pertanyaanku//
Apa kabarmu?
Seolah hanya kamu yang ada dalam tiap langkahku/ Walau
tujuannya adalah mereka//
Aku coba berkata tidak//
Tapi nyatanya begitu//
Ada pagi dimana aku membohongi lidahku/ Aku sebut
namamu dalam diam//
Aku kira saat itu aku sedang sendiri//
Ternyata tidak/ Tiba-tiba malaikat subuh di sudut
kamarku menyeletuk//
Apa tidak ada nama lain?
Seolah hanya kamu yang ada dalam diam/ dan dalam embus
napasku//
Aku coba berkata tidak//
Tapi nyatanya begitu//
Aku harap//
Ada hari dimana kita bertemu lagi//
Tak ada teman/ atau malaikat iseng yang menanyakanmu
lagi//
Karena saat itu kita sedang berdua//
Kamu bilang/ Kamu sudah bahagia//
Aku tersenyum/ Untukmu//
Karena menurutku/ Saat itu tugasku selesai//
Pada hari itu//
Detak untukmu/ Sudah tidak terdengar lagi//
Karya: Fadlu Pratama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar