Tentang
cinta. Teman kampusku, Ade pernah berdialog denganku
mengenai tentang cinta dan sayang. Kami sepakat; ‘suatu hari cinta akan pudar
dan akan diganti dengan sayang.’
Tentang
mengejar atau menunggu. Hujan pada hari Sabtu, tepatnya
minggu lalu. Aku dan Farhan berdialog mengenai ‘menunggu’ atau ‘mengejar’. Dia
memilih menunggu, Aku mengejar. Menurutku ketika mengejar Aku lebih mengetahui
keadaan, berhadapan dengan jarak, dengan semangat. Aku tahu apakah aku sudah dekat-atau-belum,
ataukah harus berhenti atau melanjutkan.
Meskipun berseberang Aku setuju; ‘menunggu juga bagian
dari usaha.’
Tentang
Rindu. Aku ragu harus menulis tentang rindu atau tidak. Tapi,
ya.. ‘tak apalah. Senior di teater kampusku, Alfian pernah mengatakan “yang
membuat suatu hubungan berjalan lama bukan cintanya, tapi rindunya.”
Sebenarnya itu bukan murni kalimat dia. Tapi Aku lupa
dia mengutip siapa, jadi kutulis saja dia. Ingat paragraf “tentang cinta”
diatas? Percaya cinta akan pudar?
Aku, iya.
Tentang
Orang yang Sedang Jatuh Cinta. Dia tahu suatu hari
cintanya akan pudar, apakah akan ada sayang atau rindu yang tertinggal dia
tidak tahu. Itu resiko jatuh cinta, seperti diterima atau ditolak, berbalas
atau bertepuk sebelah tangan, diperhatikan atau diabaikan, itu resikonya.
Tentang
Orang yang Sedang Jatuh Cinta. Dia tidak tahu harus
menunggu atau mengejar. Tetapi jika ada kesempatan, sudah diketahui jawabannya;
dia mengejar.
Tentang
Orang yang Sedang Jatuh Cinta. Dia ragu akan
kepantasannya dirinya pada perempuan itu. Tapi bukankah cinta membuat seseorang
menjadi tidak memikirkan apapun dan berbuat nekat?
Itu, dia ragu apakah benar sedang jatuh cinta, atau
belum.
Sudah?
Belum?
Sudah.
Yakin?
...
Tentang
Sang Perempuan. Ah, kau membuatku gila malam ini.
memang cinta itu rumit bro
BalasHapusPusing pala Ken..
Hapuscinta memang sering mengaburkan logika bang pratama...
BalasHapusmemang, nanti gue kejar lagi itu logika.
HapusBegitulah bro cinta, bikin pusing kepala :)
BalasHapuswww.fikrimaulanaa.com
Pusing pala Ken.. (2)
Hapus