Jumat, 13 Maret 2015

Tentang Orang yang Sedang Jatuh Cinta

Tentang cinta. Teman kampusku, Ade pernah berdialog denganku mengenai tentang cinta dan sayang. Kami sepakat; ‘suatu hari cinta akan pudar dan akan diganti dengan sayang.’

Tentang mengejar atau menunggu. Hujan pada hari Sabtu, tepatnya minggu lalu. Aku dan Farhan berdialog mengenai ‘menunggu’ atau ‘mengejar’. Dia memilih menunggu, Aku mengejar. Menurutku ketika mengejar Aku lebih mengetahui keadaan, berhadapan dengan jarak, dengan semangat. Aku tahu apakah aku sudah dekat-atau-belum, ataukah harus berhenti atau melanjutkan.


Meskipun berseberang Aku setuju; ‘menunggu juga bagian dari usaha.’

Tentang Rindu. Aku ragu harus menulis tentang rindu atau tidak. Tapi, ya.. ‘tak apalah. Senior di teater kampusku, Alfian pernah mengatakan “yang membuat suatu hubungan berjalan lama bukan cintanya, tapi rindunya.”
Sebenarnya itu bukan murni kalimat dia. Tapi Aku lupa dia mengutip siapa, jadi kutulis saja dia. Ingat paragraf “tentang cinta” diatas? Percaya cinta akan pudar?

 Aku, iya.

Tentang Orang yang Sedang Jatuh Cinta. Dia tahu suatu hari cintanya akan pudar, apakah akan ada sayang atau rindu yang tertinggal dia tidak tahu. Itu resiko jatuh cinta, seperti diterima atau ditolak, berbalas atau bertepuk sebelah tangan, diperhatikan atau diabaikan, itu resikonya.

Tentang Orang yang Sedang Jatuh Cinta. Dia tidak tahu harus menunggu atau mengejar. Tetapi jika ada kesempatan, sudah diketahui jawabannya; dia mengejar.

Tentang Orang yang Sedang Jatuh Cinta. Dia ragu akan kepantasannya dirinya pada perempuan itu. Tapi bukankah cinta membuat seseorang menjadi tidak memikirkan apapun dan berbuat nekat?

Itu, dia ragu apakah benar sedang jatuh cinta, atau belum.

Sudah?

               Belum?

                               Sudah.

                                              Yakin?

                                                                  ...






Tentang Sang Perempuan. Ah, kau membuatku gila malam ini.

6 komentar: